Monday, July 11, 2011

Rindu Rasul -Kerinduan itu Menggetarkanku


Rasul ? pertama aku mendengar namanya begitu asing ditelingaku, sehingga mengundang pikiranku untuk bertanya kepada ayah dan ibuku. Beliau menjawab bahwa Rasul itu adalah manusia luar biasa yang diciptakan Allah untuk memimpin umat manusia ke jalan yang baik. Semua umat muslim harus mengikuti segala perintahnya karena perintah tersebut datangnya dari Allah.

Ayah bercerita betapa sempurnanya Rasul dengan segala sikap kerendah hatiannya, kecerdasannya, serta kesabarannya dalam mengajak umat didunia menyembah Allah demi berdakwah di jalan Allah. Betapa santun perangainya sehingga semua merasa nyaman saat berada didekatnya. Beliau tidak pernah menyakiti hati siapapun meskipun ia sering dihina oleh orang-orang yang tidak suka padanya. Aku hanya duduk diam mendengarkan semua penjelasan ayah tentang beliau, dalam hati aku mengagumi sosok seperti itu. Ayahkemudian bercerita masa kecil Rasulullah yang ditinggal oleh ayahnya ketika masih berumur 7 bulan dalam kandungan, kemudian disusul ibunya meninggal yang menyebabkan beliau yatim piatu.



Mendengar cerita ayah tentang kehidupan Rasulullah, aku tercengang. Betapa kasihannya orang itu karena tidak bisa tidur bersama ayah dan ibunya, tidak bisa bermain bersama ayah, tidak disuapi dengan ibunya. Tapi aku merasa bangga pada orang itu karena Allah sangat sayang padanya.

Rasa penasaranku seperti anak kecil lainnya pun bermunculan dalam pikiranku. Aku ingin bertemu dengan beliau, aku ingin berkenalan dengan orang itu, aku ingin tahu bagaimana luar biasanya beliau sehingga Allah begitu sayang padanya. Aku pun mengatakan kepada ayah dan ibu untuk diantarkan bertemu dengan manusia luar biasa itu, aku ingin belajar darinya untuk bisa disayangi Allah.

Namun, dengan bijak ayah memberi tahu bahwa Rasul tidak hidup bersama kami waktu itu. Rasul hidup pada zaman dahulu sebelum aku lahir. Aku bersedih mendengar perkataan ayah karena tidak bisa bertemu dengan manusia yang sangat Allah sayangi itu. Kemudian ayah menerangkan bahwa jika aku ingin bertemu dengan beliau, aku harus rajin sholat dan mengaji, mengikuti sunnah Rasul, karena Allah menjanjikan akan mempertemukan denganNya dan RasulNya jika kita mengikuti perintahNya.

Hingga sampai saat ini, aku masih selalu mengingat kisah Rasulullah yang ayah ceritakan untuk menjadi teladanku. Sungguh betapa aku mengagumi sosok beliau, betapa inginnya ak bertemu dengan beliau, betapa inginnya aku diajari oleh beliau bagaimana seharusnya menjalani hidup ini.

Aku teringat kembali akan kata-kata ayah dimasa lalu saat aku berbuat nakal yang semestinya tidak aku lakukan, yaitu meludahi seseorang karena aku sangat membencinya. kamu ingin bertemu Rasulullah nak? Tidak boleh seperti itu, Rasulullah tidak pernah membenci siapapun meski ada orang yang sangat membencinya. Kamu tidak akan disayangi Allah jika berbuat seperti itu”. Aku terdiam, lalu masuk kedalam kamar dan menangis. Aku tidak ingin Allah marah padaku, aku tidak ingin Rasul membenciku karena aku tidak mengikuti sunnahnya.

Setelah kejadian kenakalanku itu, aku bersungguh-sungguh untuk melakukan semua perintah Allah, dan meneladani Rasulullah. Terutama dibulan Ramadhan, kerinduanku untuk berjumpa dengan Rasulullah semakin bertambah. Tak pernah ku biarkan waktu ku tersia-sia untuk hal yang bisa menunda waktuku untuk bertemu Rasulullah. Namun, semakin lama kerinduan itu semakin memuncak membuat air mataku tak hentinya beriak keluar dari sudut mataku, mungkin sudah tak tahan untuk mengalir bebas di tebing pipiku. Aku berusaha menentramkan hatiku dengan membuka Al-Qur’an, membacanya satu demi satu ayat, berganti surat, bahkan hingga berganti juz. Semakin aku meneladani sifat Rasul, semakin aku merasakan rindu yang begitu menggetarkan hatiku untuk dapat bertemu dengannya.

Tak jarang dalam setiap doa ku selalu ku minta untuk aku menjadi umat yang senantiasa mengikuti perintah Allah dan menjadi umat yang setia menjadi pengikut Rasulullah. Begitu ku rindukan sosok seperti beliau di zaman seperti ini, dimana hanya orang yang pandai dan licik yang akan bertahan dalam proses seleksi alam. Sosok yang lembut, rendah hati dengan kecerdasannya, kesabaran dan ketangguhannya, jujur dan dipercaya, betapa aku sangat merindukannya.

Terkadang, kerinduan ini begitu sulit untuk diungkapkan. Namun, tak jarang rasa rindu ini begitu menentramkanku. Rasul, sosok yang menjadi teladan umat, juga lelaki idaman setiap wanita.

“Betapa aku merindukanmu, wahai Rasul utusan Allah..
Betapa ingin ku berjumpa denganmu, wahai Rasul utusan Allah
Betapa sulit ku ungkapkan dengan begitu sesak rindu ini menjamahku
Betapa sulit ya Rasul, hingga mengiris setiap batin ku
Betapa rindunya ak ya Rasul, hingga tangan tak mampu lagi bergerak saat mengingatmu
Betapa rindunya Ya Rabbi! Ak rindu padaMu, aku rindu pada makhlukMu
Izinkan aku Y Rabb, untuk sejenak saja menentramkan hatiku untuk bertemu dengannya”

http://zhaaid.multiply.com/journal/item/111/Lomba_Menulis_Rindu_Rasul

2 comments: